Sejarah Singkat Perguruan Silat Jejak Agung
Perguruan Silat Jejak Agung berdiri di Bulukumba, Sulawesi Selatan, sebagai bagian dari perjuangan melestarikan warisan leluhur dalam dunia persilatan. Perguruan ini bukan hanya sekadar tempat berlatih bela diri, tetapi juga merupakan rumah bagi para pesilat yang menjunjung tinggi kehormatan, persaudaraan, dan nilai-nilai luhur tradisi silat Nusantara.
Awal Berdirinya Jejak Agung
Jejak Agung lahir dari tekad kuat seorang pendiri yang pada awalnya mengalami berbagai rintangan. Di masa-masa awal, perguruan ini sempat direndahkan, dicibir, dan tidak dianggap oleh banyak pihak. Namun, dengan kesabaran, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, pendirinya terus berjuang untuk membangun serta membesarkan nama Jejak Agung hingga menjadi salah satu perguruan yang dihormati di Bulukumba.
Perjalanan Penuh Suka Duka
Sejak didirikan, Jejak Agung telah melewati berbagai tantangan:
Membina atlet-atlet muda yang berasal dari berbagai latar belakang.
Menghadapi persaingan dan cobaan, termasuk banyaknya pihak yang iri dan berusaha menjatuhkan perguruan ini.
Mempertahankan nilai-nilai tradisional, agar seni bela diri tetap terjaga sesuai dengan ajaran leluhur.
Meskipun demikian, dengan kesetiaan para murid dan keteguhan hati sang guru, Jejak Agung terus berkembang dan menjadi kebanggaan di Bumi Panrita Lopi Bulukumba.
Motto dan Filosofi
Perguruan ini memiliki moto khas:
> "Diam bersama kesabaran, tapi selalu siap tempur dengan kejam dan ganas."
Makna dari moto ini menggambarkan kedisiplinan, kesabaran, dan kewaspadaan yang harus dimiliki setiap murid. Seorang pesilat sejati tidak perlu selalu menunjukkan kekuatannya, tetapi harus siap bertarung dengan penuh keberanian saat diperlukan.
Prestasi dan Penghormatan kepada Guru
Dalam perjalanan panjangnya, Jejak Agung telah melahirkan banyak atlet juara, baik di tingkat lokal maupun nasional. Nama-nama seperti Jauzah Sang Tiger, Fayla Sang Elang, Faidah Sang Kancil Mas, Farida Sang Badai, dan Jihan Sang Pendulang Emas adalah beberapa di antara pesilat terbaik yang tumbuh dari perguruan ini.
Selain melatih fisik, perguruan ini juga menanamkan nilai-nilai adab dan budi pekerti, termasuk bentuk penghormatan kepada guru yang telah membimbing para murid dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Jejak Agung dan Masa Depan
Kini, Jejak Agung terus berkembang meskipun masih menghadapi berbagai tantangan. Perguruan ini tetap berjuang mempertahankan bendera kebesaran di tanah leluhur, menjaga kehormatan perguruan, dan membentuk generasi pesilat yang kuat, berkarakter, serta memiliki jiwa ksatria.
Dengan semangat persaudaraan dan tekad yang tak tergoyahkan, Jejak Agung akan terus berdiri tegak sebagai simbol keberanian dan kejayaan silat di Bulukumba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar